Museum yang Berisi 80 Jenis Nyamuk Terletak di Pangandaran Jawa Barat

Ciamis - Pernah membayangkan mengunjungi gallery yang berisi puluhan koleksi nyamuk? Jika belum, kamu harus mencoba mengunjungi museum unik yang ada di Pangandaran ini.

Museum yang beralamat di Jalan Raya Pangandaran Km 3 Pangandaran, Desa Babakan, Kabupaten Ciamis, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat, berada di kompleks perkantoran Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Litbang P2B2), Ciamis.

Sugiono, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Loka Balitbang P2B2, Ciamis, menjadi orang yang pertama kali mengusulkan untuk mendirikan gallery nyamuk. Tentunya, gallery ini merupakan satu-satunya di Indonesia dan milik Departemen Kesehatan.

Tujuan didirikannya museum nyamuk adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, akan bahaya yang ditimbulkan oleh nyamuk. Sebab, penyakit menular dengan perantara nyamuk hingga kini masih menjadi masalah besar untuk negara tropis, salah satunya di Indonesia.

Penyakit-penyakit tersebut di antaranya demam berdarah dengue, malaria, filariasis, dan chikungunya yang bisa merenggut banyak nyawa tiap tahunnya di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat harus tahu bahaya dari nyamuk yang masih banyak hidup di sekelilingnya.

Museum yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare ini dilengkapi dengan fasilitas teater nyamuk, ruang multimedia, dan ruang cinderamata. Bangunan ini mampu diselesaikan dengan jangka waktu 3 tahun, mulai dari tahun 2006 hingga 2008.

Pada tanggal 19 Agustus 2009, gallery dan teater nyamuk diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, dengan harapan mampu menjadi ikon wisata edukasi Litbangkes.

Pengunjung bisa mengenal fase-fase perkembangan nyamuk dan juga contoh-contoh spesimen genus Aedes aegepty, nyamuk yang menyebabkan demam berdarah, hingga Culex quin-ques-fast-ciatus, nyamuk penyebab penyakit kaki gajah.

Museum ini juga dilengkapi dengan sarana penunjang insektarium, laboratorium entomologi, parasitologi, farmakologi dan virology, laboratorium uji Insektisida, perpustakaan, dan tanaman obat anti jungle fever dan pengusir nyamuk (Tompen).

Ada 80 koleksi nyamuk asal Indonesia yang menyebarkan penyakit berada di gallery ini. Selain itu, koleksinya dibagi dalam 6 general, yaitu Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres, dan Toxor. Ada juga koleksi tanaman pengusir nyamuk dan tanaman obat untuk gejala penyakit yang dibawa nyamuk-nyamuk tersebut.

Gallery ini bisa menjadi alternatif liburan untuk mengajak anak-anak mengetahui tentang bahaya dari nyamuk. Untuk harga tiket masuknya sendiri, orang dewasa cukup membayar Rp 7 ribu, sedangkan anak-anak Rp 5 ribu. Gallery nyamuk buka dari hari Senin-Jumat, pukul 08.00-16.00 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Para Traveler Keluhkan Tulisan "Selamat Datang" di Gerbang Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sangat Kecil

Masjid Raya Sumatera Barat Menjadi Salah Satu Masjid Arsitektur Terbaik Dunia